Selasa, 06 Juni 2017

Review Speaker NS77

Jika berapa waktu yang lalu saya mereview sebuah IEM DBE Pr10 v3, maka kali ini saya akan review sepasang speaker yang masih tetap merek yang sama, tepatnya DBE NS77.
Tenang ini bukan bagian iklan kok, cuma kebetulan aja kalau IEM dan speaker yang dibeli mereknya sama.

Masih ingatkan kalau berapa waktu yang lalu saya sudah beli IEM. Ternyata memakai IEM dalam jangka waktu yang lama, sangat enggak nyaman di telinga belum lagi suara gesekan kabelnya.
Lagian menurut penelitian pemakaian earphone jenis apapun enggak baik buat telinga, dari bakteri sampai pecahnya gendang telinga. Ditambah saat di rumah sakit dulu pas mau operasi, di samping saya ada seorang wanita yang menangis karena habis operasi telinga. Makin serem kan dengarnya.
Karena itulah makanya diputuskan untuk membeli speaker ini ketimbang memakai IEM..
Alasan lain beli speaker ini juga karena lagi pengen aja dengar lagu tanpa di pusingkan kabel dan telinga enggak di sumpel-sumpel gitu.
Kebetulan juga di belakang led Tv di rumah ada colokan 3.5mm. Jadi kalau pengen dengar lagu atau nonton film di Tv enggak perlu sampai harus angkut speaker 2.1 yang ada di kamar.

Ok tadi sudah dibahas dikit alasan dipilih speaker NS77. Yaitu pengen yang portable, selain itu juga bisa dicolokan ke led Tv.
Setelah baca-baca ratusan review. Untuk harga dibawah 500k kandidatnya cuma ada 2 tipe, yaitu NS77 sama Z200 dari logitech. Dulu ada edifier 900T, tapi sekarang ntah menghilang kemana.
Terakhir dipilihlah NS77. Selain karena harga NS77 yang cuma setengah dari Logitech Z200. Juga hati ini enggak percaya kalau speaker 2.0 trus kecil lagi bisa ngeluarin bass setara speaker 2.1.
Jadi daripada habiskan banyak uang trus ujungnya cuma jadi limbah. Bagusan cari aman, beli yang murah sudah gitu banyak yang recommeded.
Selain itu Logitech Z200 juga susah dicari, andaipun ada harganya sudah naik berkali-kali lipat dari harga awalnya.

Box Speaker NS77
Kabel Pemisah Power Sama 3.5mm Jack Terlalu Pendek
Penghalang Biar Kabel Tidak Bisa Di Pisahkan Lebih Jauh.


Passive Radiator Yang Ada Di Kiri Kanan Samping Speaker

Oh ya speaker ini sudah di burn in selama 2 minggu dengan sett suara 80 persen.
Setelah dan sebelum di burn in, kualitasnya suara enggak terlalu banyak berubah sih, paling beda nya jika sesudah di burn in, suaranya enggak setajam waktu baru keluar dari kotak.

Lagu di test:
Album Celine Dion
Album Zhang Zhi Min ft Shun Hong (audiophile)
Bruno mars – 24k Magic
Charlie Puth – Call Away
Album HiFi sound (audiophile)
Album Sun Lu – Test Sound (audiophile)
Album Zhao Pheng (audiophile)
Album Tong Li (audiophile)
Blackhawk (country)
Takers – Remember Me
Album Sabrina (audiophile)
Album Olivia Ong (accoustic audiophile)


Gadget yang di pakai:
Lumia 630
Led Tv SONY
Lenovo A7000 (memakai settingan Bass and Treble di apps poweramp untuk menaikan nada tinggi biar lebih jernih)
sound card Realtek bawaan motherboard

Sebagai pembanding:
Altec Lansing AVS300
Dvd theatre (saking jelek suaranya, enggak usah kasih sebutin merek, yang jelas dari negeri ginseng)


Materialnya:
Bicara soal material NS77, bahan material casing NS77 mirip atau sama dengan material casing tablet murah dari Tiongkok sana. Beda banget dengan material speaker dari Altec dan speaker dari dvd theatre. Tapi bagi saya sih enggak penting material speaker NS77 terbuat dari apa, kan yang penting suaranya bukan casingnya hihi..
Cuma sayang nya bass passive radiator yang di kiri kanan samping enggak di kasih pelindung.
Akibatnya jika enggak hati-hati atau tangan lagi basah, bisa merusak passive radiator nya.
Kalau soal ukuran, NS77 termasuk mungil untuk kategory speaker rumah wajarlah kan namanya speaker notebook bukan speaker rumah.
Ukuran speakernya enggak sampai sejengkal. Lebih panjang dikit dari tweeter AVS300 tapi lebih tipis dari AVS300.
Soal berat, speaker ini lumayan berat. Di forum banyak yang bilang kalau NS77 sengaja di kasih pemberat biar terkesan mahal.
Tapi kalau menurut saya sih, mungkin alasan di kasih pemberat, biar speakernya enggak getar atau goyang ketika saat di mainkan. Soalnya getaran bass di kiri kanan NS77 cukup kuat juga ketika volume di maksimalkan. Dijamin kalau enggak dikasih pemberat bakal pindah tempat tuh speakernya.

Sekarang test untuk suaranya:
Pas pertama dicolokan ke lenovo a7000, lho kok suaranya cuma segini. Bukan berarti jelek sih cuma kayak suara dari mini compo aja, suaranya besar tapi sedikit mendem.
Akhirnya setelah lagunya dimainkan lewat apps Poweramp dengan settingan ke Bass & Treble, barulah suara ‘wah’ nya muncul. Suaranya jadi jernih, low dapat, high juga ngecring.
Jadi untuk review kali ini masih sama kayak review IEM sebelumnya, yaitu memakai apps Poweramp dengan sett preset ke Bass & Treble.

Bass:
Untuk suara bass kehadiran subwoofer, NS77 memang sulit berkata apa-apa di bagian bass.
Memang NS77 di lengkapi kiri kanan passive radiator jadi totalnya ada 4 passive radiator.
Tapi walau sudah di lengkapi 4 passive radiator, tetap saja jangan berharap lebih di bagian bass nya.
Oh ya bagi yang belum tahu apa itu passive radiator. Passive radiator adalah speaker tanpa ada kumparan dibagian speaker bass nya.
Jadi speaker bass ini cuma mengunakan efek resonasi saja.
Tapi jangan juga berpikiran jelek tentang suara bass, untuk lagu-lagu dari Zhang Zhi Min, dan lagu audiophile lainnya suara bass nya terdengar dalam dan bulat.
Sayangnya di lagu-lagu pop dan rock suara bass nya terdengar kurang bertenaga, bahkan di lagu Call Away nya charlie Puth, suara bass nya sedikit meleber. Tapi ini wajar kok, IEM PR10 juga enggak mampu tanganin lagu Call Away nya Charlie Puth hihi..

Vokal:
Nah di sini lah kehebatan NS77 sebenarnya, jika dibandingkan suara vokal dari AVS300 atau dvd theatre. Vokal di sini terdengar seperti suara asli nya, ada getar-getar di tengorokan gitu. Bagus sih sayang kurang warm untuk suara-suara kayak suara Zhao Pheng dan lagu country yang mengutamakan suara suara berat pria, selain itu untuk memunculkan suara seperti ini harus mengunakan apps Poweramp dan memainkan preset nya.

Nada tinggi:
sebenarnya agak kecewa sih di nada tinggi ini, karna kecil jadi langsung terbayang kalau nada tinggi disini pasti yang terbaik, tapi ternyata enggak sama sekali. Dalam keadaan settingan default di Poweramp, nada tinggi disini termasuk enggak istimewa sama sekali. Lagu-lagu dari Sabrina dan Olivia Ong terdengar gagal di tampilkan dengan ‘wah’ suara gitar yang seharusnya melengking tajam disini malah terdengar mendem tertutup sama suara lain. Akibatnya lagu Sabrina dan Olivia yang seharusnya menonjolkan suara vokal dan gitar. Disini malah tampil seadanya.
Tapi walau buruk di nada tinggi tapi masih diatas speaker tweeter nya AVS300. AVS300 lebih harus tapi lebih tinggi nada nya NS77. Sedangkan nada tinggi di dvd theatre, benar-benar horor suaranya (super mendem).

Separasi:
Separasi di NS77 salah satu yang terbaik. Jika dibandingkan AVS300 dan Dvd theatre maka NS77 menang telak soal separasi suaranya. Dimana suara vokal dan instrumen enggak tercampur dan benar-benar terpisah.

Soundstage:
Enggak terlalu wah tapi jika dibandingkan dvd theatre dan AVS300, disini juga NS77 menang telak.

Penilaian keseluruhan:

Kualitas Banding Harga = dapat 6 dari 10.
jika harganya masih Rp 150 ribuan, maka dijamin speaker ini enggak ada tandingan untuk harga segitu, tapi masalahnya sekarang harganya sudah di atas Rp 200 rb an. Di harga segitu nambah dikit lagi sudah bisa beli speaker 2.1 dengan kualitas bass yang lebih baik, tapi masalahnya speaker 2.1 akan susah dibawa kemana-mana, dan makan tempat untuk subwoofer nya. Selain itu enggak akan bisa hidup jika hanya memakai powerbank.

NS77 vs speaker bluetooth = NS77 menang telak.
Di kaskus ada yang sempat bandingkan NS77 dengan speaker bluetooth dari merek ternama. Dan hasilnya katanya suara menang speaker bluetooth tersebut.
Mungkin memang benar speaker speaker tersebut menang kualitas suara vs NS77.
Tapi sekali lagi, dengan harga yang lebih murah NS77 mempunyai 2 speaker 4 passive radiator. Sedangkan speaker bluetooth di harga yang hampir sama, kebanyakan cuma mempunyai 1 speaker dan 1 passive radiator. Efeknya suaranya kalah besar dan susah untuk mendapatkan efek stereo.

Ditulis kalau NS77 adalah speaker notebook jadi kalau dibandingkan dengan speaker laptop, jawabnya NS77 menang super telak, 100x lebih jernih, 100x lebih lantang suara speaker NS77.

Nah bagi yang pengen ‘meraba-raba’ gimana kualitas secara keseluruhan dari NS77, secara keseluruhan kualitasnya mirip speaker 2.1 yang volume subwoofer di set ke 40 persen, dengan ditambah nada tinggi yang lebih tinggi, soundstage yang lebih luas dan separasi yang jauh lebih baik.

Kesimpulannya speaker NS77 paling cocok untuk lagu-lagu audiophile dan jazz kayak lagunya Celine Dion, Zhang Zhi Min, Sun Lu, Tong Li, Natalie Cole. Lagu-lagu jazz dan audiophile tapi yang masih ada bass nya. Sedangkan lagu-lagu akustik yang cuma mengandalkan gitar dan piano kayak lagunya Sabrina dan Olivia Ong. Tidak di rekomedasikan kan karna di speaker ini suara gitar dan piano kurang begitu cring.
Lagu-lagunya kayak lagu Bruno Mars juga masih masuk sih, nah kalau lagu-lagu country, tenor, pop, rock rasanya juga enggak akan cocok, kurang warm untuk lagu country dan tenor, dan kurang bass untuk lagu pop dan rock. Oh ya kurang bass bukan berarti tidak ada lho ya, jika dibandingkan speaker 2.0 harga cepek-an, ini sih menang 100 kali lipat hihi..

Kalau lagu EDM ? Kalau menurut saya sih, enak-enak aja sih dengarnya, kebanyakan lagu EDM gebukan bass nya satu-satu, jadi masih bisa di handle sama NS77. Di NS77 gebukan bass nya terdengar dalam, dan bulat walau sedikit pedas.


Plus:
+ Suaranya sangat keras cukup membuat bising ruangan 3 x 4m
+ Bentuknya kecil sehingga enggak makan tempat dan mudah bawa kemana-mana
+ Harganya jauh lebih murah dari speaker bluetooth pada umum nya.
+ daya cuma 5watt 2 ampere. Bisa dijalankan dengan power USB, Charger Hp, dan dari powerbank.

Minus:
- Kabel terlalu pendek, memang sih namanya juga speaker notebook bukan speaker rumahan jadi 
  kabelnya enggak panjang biar enggak ribet. Cuma masalahnya kalau dipasangkan ke Tv, kabelnya
  kurang panjang untuk ditaruh di kiri kanan Tv.
- Kabel power dan jack 3.5mm jadi kesatuan dan cuma dipisah cuma 10cm an. Benar-benar ribet
  kalau harus dipasangkan ke Tv dimana tempat power sama jack 3.5mm jauh-jauhan letaknya.
-Nada tinggi masih kurang tinggi dan sedikit kasar.
- port untuk headphone enggak berfungsi sama sekali, seperti kata salah satu suhu di forum kerehore
  “ayolah DBE, kalian bukan perusahan kecil lagi” harusnya quality control lebih di perhatikan lagi..


Catatan: Review berdasarkan kuping kaleng sendiri. Jadi beda orang, beda juga rasa di kuping..

Spek Speaker NS77:
Output power: 3.5w+3.5w THD=10%
Speaker Unit: 2” 4
Harmonic Distortion: 10% 1KHZ
Freq Response: 96Hz – 20kHz
Signal/Noise Ratio: >86 dB
Sensitivity: 600mv
Power: DC 5V – USB 5V
Body Size: 70 x 100 x 160mm
Weight: 0.9kg.

Rabu, 23 November 2016

Kali ini saya akan mereview earphone DBE PR10 rev III, sebenarnya alasan beri earphone tipe ini karna silap mata sih. Jadi awalnya rencana ingin beli yang tipe WS10 Rev III tapi karna terlalu sibuk bandingin harga sana-sini akhirnya yang terbeli malah tipe PR10 rev III. Bedanya PR10 vs WS 10 adalah, WS10 ke basshead sedangkan PR10 tipe acoustic.
Karna saya ada tipe basshead, jadi kesan pertama kali mendengar suara earphone ini adalah kering habis. Benar benar habis hihi… 
Pertama yang dilakuin adalah burn in, kira-kira 6 jam an di bakar,  suara yang tadinya kering dan tajam sekarang sudah agak melunak. Intinya earphone ini sudah mulai mengeluarkan taringnya..
Oke sekarang kita review suaranya. Lagu yang di test adalah lagu acoustic, jazz, pop, r&b dll. Bitratenya dari 256kbps sampai 320kbps untuk mp3, sedangkan untuk flac 912kbps.
Pertama diputar adalah lagu Nicole Wang Ya Jie, judulnya Ai Yi Hui Shang Yi Hui. Di lagu ini suara instrument nya benar-benar terdengar dengan jelas, suara kecapi, gendang, seruling dan cring-cringnya benar-benar terdengar jelas dan terpisah. Sayangnya suara penyanyinya sendiri terdengar biasa-biasa saja. Begitu juga saaat mendengarkan lagu nya Yao Si Ting judulnya donna donna, suara petikan gitarnya benar-benar hidup dan enak di dengar. Tapi lagi-lagi sama seperti penyanyinya Nicole Wang, disini suara Yao Si Ting juga terdengar biasa saja, maksudnya harusnya di lagu-lagu audiophile seharusnya ada suara desahan nafas gitu saat lagu di nyanyikan. Nah di earphone ini hampir enggak kedengaran. 
Beralih ke lagunya Zhao Pheng the greatest basso. Lagu the moon represents my heart dimainkan dengan rapi dan ajib di earphone ini. 
Suaranya benar-benar bersih, petikan gitarnya terasa bergetar, suara flutenya benar-benar lembut di telinga.
Sedangkan di lagu my grandma and peng hu bay, di sini suaranya hampir sempurna, suara drum dan vocal Zhao Peng seakan bergetar. 
Jika dibandingin sama earphone Sennheiser MX 160 atau speaker Altec Lansing seri avs. Maka di PR10 rev III bisa mengeluarkan suara yang hilang saat di mainkan di kedua gadget tersebut.
Tapi sayangnya suara si Zhao Phen yang tebal di earphone ini malah terdengar biasa saja. Biasa saja bukan berarti enggak bagus tapi ya engak seperti yang dibayangin hihi.

Sekarang kita beralih ke lagu yang lebih modern kayak lagunya faded miliknya Alan Walker. 
Di lagu ini pun bisa dimainkan tanpa masalah, suara bass nya bulat dan menghentak. Tapi suara bass disini bukan yang bunyinya “dug” tapi yang ada sedikit pedas nya kayak “cee tak”, lebih ke mid bass gitu lah.

Di lagu-lagu nya Celine Dion pun terdengar cukup megah, tapi sayangnya untuk lagu-lagu yang mengunakan bass besar kayak di lagu Harvee Lee, atau lagu Charlie Puth call away, lagu ini kewalahan menghandle bass nya, akibatnya suara terdengar pecah, tapi bukan di earphone ini aja kok suara lagu call away terdengar pecah, di earphone bawaan Samsung Ace 3 malah lebih parah.

Catatan: review diatas di dengar dengan settingan flat alias default, jika di setting ke Bass & Treble di Poweramp, maka suara earphone ini menjadi benar-benar luar biasa, suara bass nya benar-benar hidup. Suara bassnya bukan Cuma terdengar “dug” aja tapi benar-benar terasa kayak ada membal nyal gitu pas dipukul drum nya, selain itu juga sangat terasa beda jenis drum yang dipakai, kayak memukul drum besar atau drum kecil. 
Jika dibandingkan sama Sennheiser HD 202 atau Senneheiser MX 160. Maka di kedua heahphone dan earphone tersebut kita akan susah merasakan perbedaan suara bass nya, yang penting “gedebuk”.

Kesimpulannya, jika tipe lagu yang  di dengar seperti Kpop, edm, r&b. Maka earphone ini akan sangat cocok buat kalian, apalagi jika selama ini kalian yang cuma memakai earphone bawaan handphone. 
Sedangkan jika  selama ini bagi yang sudah terbiasa memakai earphone tipe basshead. 
Maka pertama yang dirasa adalah suaranya yang kering habis, tapi seiring waktu adaptasi pasti kalian juga akan menyukai karakter suara earphone ini, dimana di earphone ini kita bisa mendengarkan instrument yang hiland di earphone basshead.
Nah jika kalian pendengar lagu audiophile, rasanya earphone ini belum cukup kuat untuk angkat lagu-lagu audiophile.

Kelebihanya: 
Soundstage luas
suara gitar, kecapi, drum benar-benar nyata dan hidup apalagi jika memakai settingan bass & treble nya poweramp. Petikan gitarnya kayak ada suara membal gitu.
Separasi nya bagus, suara dari berbagai alat musik tidak tercampur aduk.
Dentuman bass nya bulat.
Kabel mudah di tata

Kelemahannya:
Suara vocal penyanyinya biasa saja alias enggak intim dan enggak hidup
Di berapa lagu terutama yang mengunakan bass besar, lagu terdengar pecah.
Di berapa lagu vocal wanita dengan nada tinggi kayak lagu klasik chinnese, suara terdengar pecah tapi enggak semua lagu lho ya, cuma berapa lagu saja.
Kurang ngcring.
Agak kering suaranya
Vokal penyanyinya kurang maju jika dibandingkan dengan Sennheiser MX160. 
Kabel gampang kusut

Alat yang digunakan untuk test:
Lumia 630
Lenovo A7000
Komputer dengan chip audio Realtek

Nilai 5 dari 10 jika memakai settingan default handphone
Nilai 8 dari 10 jika memakai settingan Bass & Treble Poweramp. (minus 1 untuk suara penyanyi yang terlalu biasa, minus satu lagi untuk suara nya yang kurang ngcring)

Sebagai tambahan sangat sangat di sarankan memakai Poweramp dengan settingan bass & treble jika ingin merasakan megahnya lagunya Celine Dion dan suara membal nya dan bulat nya drum bass.




Earbudnya terbuat dari logam


Colokannya terbuat dari emas


Kabelnya yang kekinian berbentuk pipih

Kamis, 17 November 2016

Review Lenovo A7000-a


Sudah agak lama juga enggak review-review barang.
Kali ini saya akan mereview handphone merek Lenovo tipe A7000-a.
Kalau enggak salah handphone inilah yang pertama kali mengunakan processor octa core untuk
handphone sehargaan Rp 2 jutaan.


Lenovo A7000-a
Lenovo A7000-a

Pertama kita review layar Lenovo A7000-a. Layar Levono A7000-a berukuran 5.5in dan 
beresolusi 1280 x 720 pixel. Kualitasnya cukup bagus, kontras, tajam dan responsif. jika 
dibandingkan dengan layar handphone dari Tiongkok lainnya, maka layar 
Lenovo A7000 masih salah satu yang terbaik.
Tampilan UI nya memakai Vibe 2.0. Menurut saya sendiri sih tampilannya sama 
kayak OS Android yang lain, paling yang beda cuma disini enggak ada lagi app drawer. 
Jadi bagi yang suka install banyak applikasi harus kelompokan semua dalam satu folder.
Oh ya lock screen di Lenovo A7000-a ini cukup mirip sama menu utama nya 
Sony Xperia Mini, 
Dimana di kiri dan kanan bawah layar ada shorcut untuk ke aplikasi tertentu. 
Bedanya di Xperia Mini,dilayar kiri dan kanan atas juga di taruh shorcut, nah di 
Lenovo A7000-a enggak ada sama sekali shortcut di kiri-kanan bagian atas 
cuma ada shorcut dibawahnya.
Kalau dibandingkan sama tampilan dan menu lock screen nya Samsung, saya lebih 
pilih tampilan lock screen Samsung. Dimana kita bisa asal-asalan slide jari kita ke layar, 
maka otomatis akan terbuka handphone kita, ditambah ada efek animasi air atau efek sinar 
mataharinya. Pokoknya untuk soal tampilan menu lock screen, kepunyaan Samsung masih 
yang paling mantap. 

Tampilan menu utama Vibe 2.0 Lenovo A7000-a
Menu Utama Lenovo A7000-a

Aplikasi yang terinstall selain aplikasi Google dan berapa game, 
ada juga aplikasi messaging kayak Wechat, Facebook, Twitter, Skype. 
sedang aplikasi lainnya ada musik berbayar, dan aplikasi buatan lenovo sendiri seperti applikasi ShareIt dan  SYNCit.
Beruntung semua aplikasi tersebut bisa di uninstall kecuali aplikasi buatan Google.
Game yang terinstall ada game Asphalt, Green Farm 3, Real Foot Ball, Spiderman dan
Tap The Frog. 
Saya sendiri cuma coba game Tap The Frog sebentar. Gamenya lancar, layarnya juga 
responsif saat mengerakan kodoknya. Sedikit aneh adalah game Spiderman, gamenya sih 
tertulis buatan Gameloft tapi saat lihat di Google Play enggak ada judul game Spiderman 
yang seperti itu dan ukurannya pun kecil banget cuma 11 Mb, 
tapi mungkin game itu eksklusif khusus untuk Lenovo.


Game default yang ada di Lenovo A7000-a

Performa:Bagaimana dengan performanya sendiri, mengingat telah mengunakan true octa core dan 
ram 2Gb tentu kita mengharapkan lebih.Performanya sendiri cukup bagus.
Ketika digunakan untuk memutar video berformat .mkv dengan codec h265
beresolusi 1280x720 dan berdurasi 2 jam. Videonya sangat lancar di mainkan,
sebagai perbandingan, di Samsung Ace 3 dengan processor 2 core,
videonya lancar dimainkan tapi suaranya putus-putus. Wajar mengingat untuk memainkan
video dengan codec h265, membutuhkan tenaga processor yang cukup kuat untuk bisa memainkannya .

Suara:
Kelemahan terbesar handphone ini adalah di suaranya. Suara di handphone ini sangat kecil,
walau sudah di setke 90 persen volumenya, tapi suara notifnya masih susah
kedengaran. Tapi mungkin juga masalah ini terjadi karna fitur Dolby Atmos nya saya matikan.
Alasan saya mematikan fitur Dolby Atmos yang merupakan fitur ungulan di handphone ini
adalah karena saat di aktifkan memang suaranya terasa beda dibandingkan jika di fiturnya enggak aktif. Saat di aktifkan fitur Dolby Atmosnya suaranya jadi besar, tapi ternyata efek dari fitur Dobly Atmos ternyata bukan cuma di volume lagu saja tapi berefek juga sama suara notif dan suara lawan bicara pas nelponan.
efeknya suara lawan bicara menjadi sangat besar, walau sudah di minimalkan volumenya 
tetap saja suara terdengar sangat besar. Bukan cuma besar tapi setiap suara gesekan
kabel handfree dan suara nafas juga terdengar dengan keras. Karena itulah saya mematikan fitur Dolby Atmos nya. Bagaimana jika fitur Dolby Atmos nya di hidupkan ?, ternyata suara notif nya jadi besar tapi pecah. Satu-satu cara mengatasi masalah ini adalah install MTK Enginering dan seting suaranya dari sana.
Jika di handphone lain kebanyakan enggak disediakan earphonenya, nah di Lenovo A7000-a disediakan earphonenya. Soal kualitasnya, lebih baik kita enggak usah membahasnya hihi...

Sedangkan WiFi nya lumanyan jauh jangkuannya, tapi jika dibandingkan dengan Samsung Ace 3, daya jangkau WiFi lenovo A7000 masih kalah dikit.Saat di coba di konek kan ke hotspot di tempat umum, rata-rata langsung bisa konek, tapi ada satu tempat yang hanya terus muncul pesan authen password tanpa bisa terkonek,di coba dengan menghapus dan konekan ulang tapi tetap saja mentok di auth password.Tapi saat yang samai saat di coba di handphone Lumia 630, enggak ada masalah 
dengan WiFi nya, langsung konek tanpa ada masalah.
Sebenarnya masalah WiFi yang cuma mentok di auth password in, ada juga di Lumia 630. Masalah ini muncul saat saya buat hotspot sendiri dengan WiFi external di PC. Solusinya adalah di 
reset saja jaringan Hotspotnya di PC dan masalah ini pun beres. nah masalahnya, itu Hotspot sendiri,  kalau Hotspot orang lain gimana suruh resetinnya jaringannya hihi..
Sampai saat ini, wifi yang paling bagus menurut saya adalah punya Samsung Ace 3, kemanapun dan di manapun, 100% pasti konek tanpa pernah gagal.

GPS:Kalau soal GPS, sangat cepat mengunci posisi kita, kecepatannya mengunci posisi setara dengan Lumia 630.

Kamera:
Kameranya sendiri sebenarnya cukup bagus, jika digunakan di luar ruangan gambar terlihat
tajam dan terang, sayangnya kurang kontras. Sedangkan warnanya
sedikit soft tapi masih bisa di toleransi.Nah masalahnya adalah ketika di gunakan di dalam ruangan, seperti di dalam mall. Walaupun cahayanya enggak terlalu gelap.Tapi hasil fotonya suka ngblur dan kadang suka terlalu overexposure.
Jika dibandingkan dengan hasil foto dari kamera Lumia 630 untuk kondisi kekurangan 
cahaya seperti di dalam ruangan, maka hasil foto dari kamera Lenovo masih sedikit lebih baik
dengan catatan kalau fotonya tanpa blur. masalahnya sangat susah biar enggak terjadi blur. Kekurangan kamera Lenovo A7000 ini yang cukup menganggu adalah, susahnya 
untuk menyamakan cahaya di belakang yang terang dengan objek di depan. Akibatnya adalah hampir kebanyakan foto terlalu over exposure, andaipun tidak terjadi over exposure, 
berarti objek didepannya yang terlalu gelap.Masalah ini terjadi di foto siang hari maupun foto di malam hari.
Di Lenovo A7000-a settingan manualnya cuma bisa setting nilai ISO,
tanpa bisa setting shutter speed nya, bahkan ukuran resolusi foto dan suara pun enggak 
bisa di ubah, tidak seperti di Samsung Ace 3, dimana ada pilihan apakah mau foto 5mp atau 3mp dan ada pilihan suara shutternya..
Tapi di Lenovo A7000-a kita bisa setting vibrance, kontras dan exposure, bagusnya lagi settingannya bisa di simpan, jadi enggak perlu di setting ulang tiap kali kita ingin foto.
Sedangkan settingan untuk video adalah kita bisa merubah ukuran besar resolusi video. 
Tersedia 3 pilihan untuk ukuran resolusi video, yaitu1080p, 720p dan standar 480p.

Kualitas hasil rekaman video, termasuk bagus.

Foto dengan kamera utama dengan kondisi cahaya penuh di pagi hari
Kamera utama Lenovo A7000-a
Sebagai perbandingan dengan foto yang di ambil dengan Lumia 630
Foto di ambil dengan kamera Lumia 630 setingan default
Foto di dalam mall, di foto dengan kamera belakang Lenovo A7000-a

kamera utama Lenovo A7000-a. ngeblur walau cahaya tidak terlalu gelap
Kamera utama Lenovo A7000-a. ngeblur walau cahaya tidak terlalu gelap

Kamera utama Lenovo A7000-a. ngeblur walau cahaya tidak terlalu gelap
Telalu exposure saat di foto dengan kamera depan Lenovo A7000-a
Telalu gelap saat fokusnya di tujukan ke objek depannya 
Foto di ambil dengan kamera belakang setingan Vibrance maks
Foto di ambil dengan kamera belakang dengan setingan Vibrance standar
Foto di ambil dengan kamera belakang dengan setingan Vibrance low
Foto kamera depan di luar ruangan


Foto dengan kamera depan di dalam ruangan
Sedangkan jika soal baterei, daya tahannya cukup lama, dengan memakai hanya 1 sim card, 
buat browsing, chat sama nlpan via line. Bisa tahan kurang lebih 24 jam




Spesifikasi Lenovo A7000-a


Spek Lenovo A7000-a
Spek Lenovo A7000-a
Spek Lenovo A7000-a


Spek Lenovo A7000-a
Jika ditanya apakah layak di beli handphone ini, jawabnya sangat layak, dengan harga 2 jutaan,
kalian bisa dapatkan handphone dengan layar yang cukup besar plus kualitas layar 
yang sangat bagus.Ditambah kekuatan processor yang sanggup memainkan video 
dengan codec H265 dengan lancar, dan kuat membuka banyak aplikasi dalam satu waktu.

Kelemahnya paling di masalah kamera dan suara, untuk masalah suara, masalahnya sudah bisa di atasin dengan menginstall MTK Enginering. sedangkan masalah kamera sepertinya harus menunggu update firmware terbaru tapi rasanya kecil kemungkinannya ada update atau tambalan untuk bug ini.


Review Mouse Logitech M280

Sudah agak lama sih enggak ngreview-review lagi, selain sudah jarang beli-beli lagi, juga agak malas nulis di blog soalnya belakangan ini kondisi mata lagi kurang baik hihi…

Nah kali ini barang yang mau di review adalah mouse merek Logitech tipe M280.
Sebenarnya rencana reviewnya diatas setahun lagi. lho kok pakai lama ?
Yap rencananya mau sekalian review juga keawetan daya baterei mouse ini, konon katanya bisa sampai 1.5 tahun.
Tapi akhirnya reviewnya dipercepat, dikarna mouse Logitech M280 ini keburu rusak sebelum batereinya habis hihi..

karena mouse ini adalah mouse bluetooth, jadi powernya memakai power baterei.
Baterei yang dipakai adalah baterei alkaline tipe AA.

Sedangkan receiver nya bentuknya sangat kecil, bahkan lebih kecil dari simcard biasa. 
Logitech menamainya Nano receiver, receivernya sendiri di simpandi dalam mouse, tepatnya di samping tempat baterei.
Kesan memegang mouse Logitech M280 ini, rasanya sangat nyaman, selain di desain mengikutin pegangan tangan, di sekililing mouse ini juga terbuat dari karet dof.
Selain enggak licin juga sangat nyaman di tangan.

Tombol klik kanan dan kiri tombol mouse M280 ini, juga rasanya sangat empuk dan lembut, suara kliknya juga hampir enggak kedengaran.
Saat pertama cobain mouse ini sudah kebayang, kalau tombol se-empuk ini, pasti daya tahannya enggak akan bertahan lama.
Bukan apa apa, sebelum memakai mouse Logitech M280, saya sudah lebih terlebih dahulu memakai Mouse logitech sejuta umat tipe B100.
Nah mouse B100 ini enggak tahan lama karna tombol kirinya suka enggak respon, setelah di bongkar ternyata plat tombol kliknya terbuat dari seng tipis. Jadi kemungkinan besar mouse M280 ini juga memakai material yang sama seperti yang dipakai di tipe B100.

Dan hasilnya ternyata benar, saat dipakai enggak sampai setengah tahun, tombol kiri mouse M280 ini sudah enggak gitu respon. harus di tekan kuat-kuat baru ada respon.
Makin stress kalau dipakai buat Photoshop atau drag drop file, bakal putus-putus responnya..

kalau soal jangkauan bluetoothnya, karena receivernya saya taruh dibelakang CPU, jangkauan sekitar 2 meter-2.5 meter. Lebih jauh dari itu cursornya enggak gitu respon. Tapi mungkin juga karna saya enggak pakai mouse pad. Mungkin kalau taruh di mouse pad hasilnya akan beda.

Sedangkan opticalnya benar-benar sensitif, walau di bungkusnya ditulis kalau optical nya enggak berfungsi di material kaca atau material mengkilat lainya, tapi pas di coba di lantai kelamik, hasilnya lancar dan enggak ada masalah sama sekali.
Satu lagi, jika di mouse lain cahaya opticalnya berwarna merah, maka di M280, enggak ada cahaya sama sekali. Tapi siapa juga yang iseng pelototin cahaya optical itu hihi..

Sedangkan daya tahan batereinya, Logitech m280 ini benar-benar luar biasa.
Kadang saya lupa matikan power mouse M2280 ini dan dibiarkan hidup seharian gitu aja, tapi sampai mousenya rusak, mouse ini enggak menunjukan kehabisan daya.
Di bungkusnya di tulis kalau daya batereinya bisa tahan sampai 1.5 tahun. Tapi sayangnya belum sempat di test apakah benar bisa tahan selama itu, mousenya sudah keburu rusak.

Kelebihannya:

  • Daya tahan baterai nya sangat luar biasa, cocok bagi yang suka lupa matikan daya mouse.
  • Sekiling mouse terbuat dari karet doff, sangat nyaman di gengam.
  • Bisa digunakan di material yang licin seperti kelamik

Kelemahanya:

  • Tombo kiri kanan gampang rusak. Sangat enggak recommed bagi gamer atau yang suka klik-klak mouse seperti penguna Photoshop.
  • Karet doff nya catnya gampang hilang. Jadi jika dipakai lama, mousenya seperti kotor kena debu dibagian sampingnya. Tapi jika diperhatikan baik-baik sebenarnya itu buka debu tapi cat karet yang sudah memudar.

Akhir kata jika, kalian penguna laptop, pakai mouse cuma sesekali, dan mementingkan kenyamanan dalam mengunakan mouse, maka mouse ini sangat cocok buat kalian karna bentuk receivernya sangat kecil, ditambah tombol nya sangat lembut dan nyaman di genggam, plus ditambah daya tahan baterei yang sangat sangat tahan lama.
Tapi jika kalian seorang yang suka klak-klik mouse seperti saya, mungkin ada baiknya mencoba mouse tipe lain.





Mouse Logitech M280



Receiver nya ada di dalam mouse



Bisa dilihat receiver nano nya lebih kecil dari kartu simcard

    Rabu, 16 Maret 2016

    Review Earphone MX 271

    Gambar diambil dari situs resmi Sennheiser



     Berapa waktu lalu saya sudah kasih sedikit review tentang earphone Sennheiser MX 160. Sekarang saya akan kasih sedikit review lagi tentang earphone Sennheiser, masih sama tipe MX. Tapi bukan yang 160 tapi MX271 ^.^
    Bentuk
    Walaupun sama-sama tipe MX tapi bentuk Sennheiser MX 160 dan Sennheiser MX 170 beda jauh.
    Tipe MX160 kabel earphonenya gak sama panjang, dimana kabel earphone yang kanan lebih panjang dari earphone kiri, mirip headset ponsel. Nah kalau yang tipe MX271 tidak seperti itu lagi, kabel earphone kiri kanan sama panjang. Kalau aku sih lebih suka yang sama panjang (emang ada yang nanya halah.. ~.~)
    Trus jika ditanya panjangan mana antara Sennheiser MX 160 VS Sennheiser MX271 ??
    Jika kalian jawab panjangan kabel Sennheiser MX160, jawabanya SALAH. Jika kalian jawab yang Sennheiser MX271 jawabnya SALAH juga, kalau kalian jawab sama panjang, lagi-lagi salah. nah lho hehe..
    Yang benar panjang kabel Sennheiser MX271 lebih panjang dari kabel MX160 bagian kiri earphone tapi lebih pendek jika dibandingin yang kanan. Gitu lho ceritanya hoho..
    Selain kabel yang beda dari keduanya adalah kepala earphone itu sendiri. Earphone Sennheiser MX271 lebih kecil jika dibandingin yang seri MX160. Kalau dikuping aku, earphone MX271 terlalu kecil jadi sering lepas dari telinga, gak bisa nempel kuat ditelinga lain jika dibanding dengan yang seri MX160 yang cukup besar jadi bisa nempel kuat ditelinga. Mungkin earphone seri MX271 lebih cocok buat yang punya telinga mungil kayak anak kecil atau para wanita, lagian di kotaknya tertulis ”Ergonomic design for listeners with smaller ears”.

    Suara
    Baiklah saya akan sedikit mereview sedikit suara seri MX160 versi telinga kalengan saya.
    Saya mencoba dengan lagu monday kiz, MC Mong dan lagu Jang Nara.
    Saat dengar lagu monday kiz suaranya agak kering, begitu juga saat dengar lagu rapper mc mong. Suaranya kering dan suara bassnya kurang terasa dan gak bulat. Beda banget saat didengar lewat seri MX160. Tapi review sederhana ini belum bisa dijadikan patokan karna Sennheiser MX271 nya masih baru jadi suara yang dikeluarkan belum optimal. Kata orang membrannya masih kaku hehe .
    Sennheiser MX160 dan Sennheiser MX271 bukan earphone tipe IEM macam earphone bawaan SE W800. Jadi untuk urusan menghalau suara cuma mengandalkan busa yang sekaligus busa itu untuk menambah efek bass. Setelah dicoba ternyata Sennheiser MX160 masih lebih baik untuk menghalau suara luar ketimbang yang tipe MX271, penyebabnya earphone Sennheiser MX160 lebih besar sehingga bisa menutup dengan lebih baik lubang telinga.

    Jika Anda mencari earphone yang lumayan murah tapi mempunyai garansi yang panjang plus mempunya telinga yang imut, Sennheiser MX271 sangat pas untuk anda.

    Spec:
    Frequency respons: 19 - 20000 Hz
    THD, total harmonic distortion: < 0.5 %
    Impedance: 16 O
    Sound pressure level (SPL): 118 dB
    Jack plug: 3.5 mm angled
    Cable length: 1.2 m symmetrical
    Weight:12 g
    Ear coupling: intraaural
    Transducer principle: dynamic

    Senin, 22 Februari 2016

    CPUID HWmonitor Software Pemantau Suhu Komputer Anda

    CPUID HWmonitor adalah sebuah software pengukur suhu untuk PC ato laptop.
    CPUID HWmonitor bisa mengukur suhu CPU, Aux, System dan juga bisa memantau suhu harddisk. Selain itu HWmonitor juga bisa memantau kecepatan fan processor dan tegangan volt yg berjalan di PC kita..

    Iseng-iseng tadi saya mengukur suhu komputer
    Intel P4 dengan fan bawaan processor
    dua hardisk
    satu Dvd rom (tidak digunakan)
    Casing cuma di tutup sebelah
    Satu kipas untuk mendinginkan hardisk.
    PSU: 350 watt
    Kondisi suhu ruangan: pagi dan cuaca lagi mendung ^.^


    Hardware monitor Analog Device ADM1027
    Voltage 0 1.45 Volts (+1.5V)
    Voltage 1 1.52 Volts (CPU VCORE)
    Voltage 2 3.28 Volts (ATX +3.3V)
    Voltage 3 5.20 Volts (ATX +5V)
    Voltage 4 12.17 Volts [0xC2] (ATX +12V)
    Temperature CPU: 37°C (98°F)
    Temperature AUX: 34°C (93°F)
    Temperature System: 36°C (96°F
    Fan 0: 2726 RPM

    Update:
    versi Hwmonitor versi yang paling baru yaitu versi 1.21 sudah tersedia, karna penambahan fitur baru dirasa gak ada jadi dirasa gak perlu dibuat postingan baru ^^
    yang baru di Hwmonitor versi 1.21 adalah telah mendukung
    Processor Intel Sandybridge dan
    Processor AMD Llano
    Processor AMD Bulldozer
    dan Sensor baru Nuvoton NCT7802

    ini suhu komputer saya dengan memakai software Hwmonitor versi 1.19


    Nah kalau ada yang kebetulan memakai CPUID HWmonitor, silahkan dishare aja suhu processornya di sini
    ^.^

    Ini linknya:

    Update Juni-2017
    HWmonitor 1.31 32bit 64bit

    Software Autoruns

    Software Autoruns adalah sebuah tools, untuk melihat software apa saja yang berjalan autorun saat window mulai dijalankan.
    Software buatan sysinternals ini cukup kecil tapi powerful, karena selain bisa melihat software apa saja yang berjalan, software ini juga bisa menghentikan software yang tidak diinginkan untuk autorun, atau bahkan menghapusnya dari dari autorun, tujuannya supaya bisa memperingan kerja Windows.
    Software Autoruns bisa melacak software yang berjalan di: Appinit, KnownDLLs, WinLogon , Winsock Provider, Print Monitor, LSA provider, Network Provider, Logon, Explorer, Internet Explorer, Scheduled Tasks, Services, Drivers, Boot Execute, dan Image Hijack.
    Lengkapkan, karena itulah saat saya menyebutnya software yang cukup powerfull, lebih tepatnya kecil-kecil cabe rawit.
    Biarpun ukuran software ini kecil, tapi software ini bukan untuk mainan bagi pemula lho, Karena salah hapus file autorun bisa membuat software yang dihapus, bisa gak bisa jalan sama sekali.

    Oy software Autoruns juga bisa digunakan untuk melacak virus/spyware, caranya lihat list yang berjalan autorun. Misalnya jika di list ada software bernama “Symantec Intrusion Prevention” berjalan padahal Anda tidak pernah mengunakan AV Norton, maka ada kemungkinan itu adalah sebuah virus yang lagi menyamar (emang manusia saja yang bisa menyamar) hehe…
    Tapi ada kemungkinan juga sih itu bukan sebuah virus, maka nya itu mengapa saya bilang bahwa software Autoruns bukan mainan bagi pemula.

    Saran pertama:
    Sebelum mengunakan, sebaiknya klik Option, lalu hilangkan centang Verify Code Signatures dan centang Hide Microsoft Entries.
    Fungsi hilangkan centang Verify Code Signatures adalah supaya tidak menampilkan list autorun yang mempunya sign dari Microsoft.
    Dan fungsi mencentang Hide Microsoft Entries adalah supaya applikasi dari Microsoft tidak ditampilkan, biar gak terlalu panjang list autorun dan juga menghindarkan kesalahan dalam menghapus file.

    Saran kedua:
    Jika Anda tidak yakin file yang Anda ingin hapus aman atau tidak, sebaiknya hilangkan saja centang file untuk autorun, bukanya langsung dihapus, jadi jika ada yang salah, maka Anda tinggal kembalikan centangnya seperti semula.

    Nah bagi Anda yang ingin coba, ini linknya:
    Autoruns

    Update 16-januari-2016
    Autoruns 12.03
    Oh ya ini freeware dan ukurannya juga kecil cuma 500an kb, jadi tunggu apa lagi silahkan dicoba ^.^

    Update 19-Nov-2016
    Autoruns 13.62